Rabu, 04 April 2012

Ayahku Pahlawannku


Ayahku, seorang yang pekerja keras, pantang menyerah, dan sabar dalam menjalankan aktifitas hidupnya sehari-hari sebagai tulang punggung dalam keluarga.

Ayahku bukanlah seorang yang memiliki pendidikan yang tinggi, ayah hanyalah tamatan sekolahdasar itupun hanya sampai jenjang kelas dua. Ayah tidak melanjutkan pendidikannya karena keluarganya tidak memiliki biaya untuk menyambungkan pendidikan, dan akhirnya ayahku menjadi seorang nelayan biasa.

Ayah mengisi hari-harinya dengan bekerja di laut, menjaring, memancing itulah aktifitas sehari-hari demi menopang kehidupan keluarga. Ayah adalah seorang pekerja keras, ayah tidak pernah mengeluh dalam menjalankan kewajibannya, tidak ada raut wajah lelah di hidup ayah.

Dia selalu sabar dalam mengerjakan pekerjaannya, padahal ia harus mengadu nyawanya di laut demi mencari sesuap nasi untuk istri dan lima orang anak-anaknya.

Tetesan keringat jatuh di wajah tua ayah, tetapi tidak melunturkan semangatnya dalam mencari nafkah. Badai, topan, hujan segala macam cuaca ayah tempuh di laut, gelombang yang kian kuat menghempas di perahunya. Tetapi tidak pernah membuat ayah takut untuk terus berjuang.

Siang dan malam ayah habiskan waktu hanya untuk mencari nafkah, demi anak-ankanya, istri dan dirinya. Ayahku pahlawannku, ia membanting tulang hanya untuk membiayai kuliahku. Ayah rela sakit, ayah rela waktu tidurnya diganti untuk mencari nafkah.

Tetapi akubangga memiliki seorang ayah seperti dia. Walaupun ayah hanya seorang nelayan tradisional dan hanya sedikit memilki ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, tetapi ayah tidak mau anak-anaknya mengikuti jejak seperti dia.

Ayah menginginkan jikalau nanti satu di antara anak-anaknya bisa menjadi orang yang sukses, yang bisa membanggakan dan di banggakan. Ayah rela walaupun seumur hidupnya ia harus bekerja keras asalkan pekerjaannya tidak sia-sia semua itu ia lakukan untuk masa depan anak-anaknya.