Ayahku,
seorang yang pekerja keras, pantang menyerah, dan sabar dalam menjalankan
aktifitas hidupnya sehari-hari sebagai tulang punggung dalam keluarga.
Ayahku
bukanlah seorang yang memiliki pendidikan yang tinggi, ayah hanyalah tamatan
sekolahdasar itupun hanya sampai jenjang kelas dua. Ayah tidak melanjutkan
pendidikannya karena keluarganya tidak memiliki biaya untuk menyambungkan
pendidikan, dan akhirnya ayahku menjadi seorang nelayan biasa.
Ayah
mengisi hari-harinya dengan bekerja di laut, menjaring, memancing itulah
aktifitas sehari-hari demi menopang kehidupan keluarga. Ayah adalah seorang
pekerja keras, ayah tidak pernah mengeluh dalam menjalankan kewajibannya, tidak
ada raut wajah lelah di hidup ayah.
Dia
selalu sabar dalam mengerjakan pekerjaannya, padahal ia harus mengadu nyawanya
di laut demi mencari sesuap nasi untuk istri dan lima orang anak-anaknya.
Tetesan
keringat jatuh di wajah tua ayah, tetapi tidak melunturkan semangatnya dalam
mencari nafkah. Badai, topan, hujan segala macam cuaca ayah tempuh di laut,
gelombang yang kian kuat menghempas di perahunya. Tetapi tidak pernah membuat
ayah takut untuk terus berjuang.
Siang
dan malam ayah habiskan waktu hanya untuk mencari nafkah, demi anak-ankanya,
istri dan dirinya. Ayahku pahlawannku, ia membanting tulang hanya untuk
membiayai kuliahku. Ayah rela sakit, ayah rela waktu tidurnya diganti untuk
mencari nafkah.
Tetapi
akubangga memiliki seorang ayah seperti dia. Walaupun ayah hanya seorang
nelayan tradisional dan hanya sedikit memilki ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan, tetapi ayah tidak mau anak-anaknya mengikuti jejak seperti dia.
Ayah
menginginkan jikalau nanti satu di antara anak-anaknya bisa menjadi orang yang
sukses, yang bisa membanggakan dan di banggakan. Ayah rela walaupun seumur
hidupnya ia harus bekerja keras asalkan pekerjaannya tidak sia-sia semua itu ia
lakukan untuk masa depan anak-anaknya.